Dilihat 442
Diposting pada Selasa, 14 Mei 2024
Surakarta, 3 Mei 2024 - Direktorat Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), telah menyelenggarakan forum literasi demokrasi dengan tema “Kolaborasi, Toleransi, Silaturahmi Demi Kemajuan Tanah Papua.”
Acara yang diadakan di Gedung Sekretariat Bersama Kota Surakarta pada Jumat malam tersebut dihadiri oleh para mahasiswa, khususnya mahasiswa asal Papua yang saat ini menimba ilmu di kota Surakarta dan sekitarnya.
Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik, Kementerian Kominfo, Dr. Usman Kansong dalam sambutannya mengatakan bahwa anak muda adalah harapan suatu bangsa, agen perubahan serta untuk kemajuan suatu daerah maupun Negara dimasa yang akan datang. “Pemuda adalah katalisator perubahan. Detak jantung bangsa kita terletak pada para pemuda, mereka adalah arsitek hari esok, para pemimpin yang berani membayangkan, mengimajinasikan masa depan yang lebih cerah ” ujarnya.
Maka dari itu untuk menampung kreativitas para pemuda di Papua, kini terdapat sebuah wadah yang diberi nama Papua Youth Creative Hub (PYCH) yang terinspirasi dari misi presiden Joko Widodo terkait Indonesia Emas 2045. Selain di Jayapura, PYCH lainnya juga sedang di bangun di Kota Manokwari, Papua Barat. Sehingga ke depannya setiap generasi muda bangsa akan memiliki Youth Creative Hub yang akan di bangun di setiap titik strategis di berbagai penjuru Indonesia.
Berbicara soal kolaborasi, Usman menyebutkan bahwa dalam kearifan lokal Papua, kolaborasi digambarkan dengan ungkapan “Satu Tungku Tiga Batu” yang melambangkan persatuan, ketahanan dan harmoni.
“Bayangkan sebuah tungku tradisional dengan tiga batu yang menopang suatu kuali. Setiap batu mewakili keyakinan yang berbeda. Dia bisa Kristen, Katolik, Islam, maupun agama-agama lain seperti Hindu, Budha atau Konghucu. Hidup berdampingan dalam keberagaman dengan harmoni sebagai kuali. Tantangan kita adalah menjaga keseimbangan yang rapuh dan memastikan tidak ada batu yang goyah, tidak ada api yang padam,” jelasnya.
Dalam forum diskusi Literasi Demokrasi ini menghadirkan tiga orang narsumber yakni Ketua Komunitas Mahasiswa Papua Solo Raya, Moses Ferdinand Kamer, General Manager serta Media Service dan Redaktur Pelaksana Cetak Solopos, Syifaul Arifin, dan Yunita Alanda Monim, Putri Indonesia Papua 2023.
Moses Ferdinad sebagai anak muda Papua yang telah lama bermukim di kota Surakarta menyebutkan bahwa kolaborasi adalah kunci sukses bagi anak-anak muda Papua. “Di Solo, saya bersama adik-adik mahasiswa Papua berpikir bahwa kita harus bersama-sama membawa suatu perubahan di tempat ini, mau dia Papua, NTT, Maluku, Jawa, kita harus saling berbaur dan menghargai. Kita harus membuat suatu kolaborasi yang bagus sebagai contoh serta menjadi cerminan bagi banyak orang,” ungkapnya.
Selanjutnya giliran Syifaul Arifin, General Manager Solopos Media Service dan Redaktur Pelaksana Cetak, yang mengemukakan pendapatnya soal akses kesejahteraan di tanah Papua saat ini.
Dirinya mengaku tidak mengetahui secara detail mengenai kondisi di Papua saat ini namun menurut Syifaul, pada dasarnya memiliki prinsip-prinsip yang sama di mana kesetaraan dan keadilan adalah hal yang paling utama.
“Ini merupakan hal yang penting agar semua anak bangsa memiliki kesempatan yang sama untuk meningkatkan kapasitas diri dan kesejahteraan,” jelasnya.
Narasumber lainnya, Yunita Alanda Monim, Putri Indonesia Papua 2023 menyebutkan jika untuk meningkatkan kesejahteraan di Papua pada dasarnya membutuhkan proses dalam waktu yang cukup lama. Namun menurutnya saat ini, di masa pemerintahan presiden Joko Widodo akses untuk meningkatkan kesejahteraan di Papua sudah jauh lebih baik.
“Cuma kembali ke diri kita masing-masing, bagaimana cara kita untuk membawa diri kita memanfaatkan fasilitas yang sudah diberikan untuk meningkatkan kualitas diri kita karena itu penting sekali kalau kita berbicara mengenai akses kesejahteraan,” pungkasnya.***